Jumat, 15 April 2016

DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Diposting oleh Unknown di 16.08


TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Resume 3
*DASAR-DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN*


A.  Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan



Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam, tergantung dari permasalahannya.
Oleh George R. Terry, disebutkan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kabaikan dan kelemahan.
-         Kebaikannya antara lain sebagai berikut.
1.      Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
2.       Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umunya.
3.      Kemampuan mengambil keputusan dari pengambilan keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik
-         Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1.       Keputusan yang dihasilkan kurang baik.
2.       Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran serta keabsahannya.
3.      Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Kerana pengalaman seseorang dapat memperkirakan suatu keadaan, dapat memperkirakan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang dihasilkan.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
-         Kelebihannya antara lain sebagai berikut.
1.      Kebanyakkan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
2.      Keputusan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3.      Memiliki otentisitas (otentik).

-         Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1.      Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
2.      Mengasosiasikan dengan praktek diktatoral.
3.      Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan 

B.   . Faktor Yang Diperhatikan Dalam Mengambil Keputusan

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut: 





1 *  hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu         diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2 *   setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
3 * setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan    orang lain
4 *   jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
* * pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
6 *  pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama
7 *  diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
8 * setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul
9 *dan setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu:

1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.

Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.

C.   Teknik Pengambilan Keputusan Individual Dan Kelompok

1.      Individual

Pengambilan keputusan merupakan hasil proses dari beberapa pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.



Menurut Rowe & Boulgarides (1994), dua dimensi di atas (orientasi nilai & kompleksitas kognitif) apabila dikombi-nasikan menghasilkan 4 gaya pengambilan keputusan, yakni:
-  Directive
Individu dengan gaya direktif, toleransinya rendah terhadap ambiguitas, ia mencari rasionalitas. Efisien dan logis. Keputusan dibuat dengan informasi yang minimal, dengan menilai beberapa alternatif. Membuat keputusan yang cepat dan fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada hal-hal yang bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur, seringkali agresif, serta cenderung mendominasi orang lain.
-  Analytical
Individu dengan gaya analitis, toleransinya lebih besar terhadap ambiguitas. Fokus terhadap keputusan yang bersifat teknis. Berkeinginan mencari informasi lebih lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif. Dicirikan sebagai pengambil keputusan yang terbaik dalam hal kehati-hatiannya dan kemampuannya dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam mengambil keputusan.
-  Conceptual
Individu dengan gaya konseptual, cenderung luas pan-dangannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan kreativitas pemecahan masalah. Disamping itu, tingkat kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada manusia tinggi. Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan. Cenderung idealis, menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami hubungan yang kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment organisasi yang tinggi. Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada pelaksana.-  - Behavioral
Individu dengan gaya behavioral, memiliki tingkat kompeksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang mendalam terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Peduli dengan prestasi rekan-rekan dan bawahan, menerima saran dari orang lain, serta mengandalkan pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki keinginan untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk mencari penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.
2.      Kelompok


Pengambilan keputusan yang dibuat oleh Sekelompok pimpinan , Sekelompok orang bersama pimpinannya, Sekelompok orang yg mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

-  Keunggulan keputusan kelompok

Keputusan individual dan kelompok ini masing – masing memiliki kekuatan sendiri – sendiri, karenanya masing – masing juga tidak selalu ideal untuk semua situasi. Namun beberapa keunggulan  keputusan kelompok dibandingkan dengan keputusan individual adalah sebagai berikut :

1. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap. Dalam menghimpun sumber daya dari sejumlah individu , berarti lebih banyak masukan yang dipakai dalam proses pembuatan keputusan.

2. Keragaman pandangan lebih banyak. Selain masukan yang banyak, kelompok dapat membawa serta heterogenitas mereka kedalam proses keputusan. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak pendekatan dan alternatip yang akan menjadi pertimbangan.

3. Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak solusi yang ternyata gagal setelah keputusan diambil, karena orang – orang tidak dapat menerima hasil keputusan tersebut. Akan tetapi , bila orang yang akan dikenai oleh keputusan itu dan orang tersebut dapat ambil bagian dalam proses pembuatanya, maka mereka lebih cenderung untuk menerimanya, dan bahkan akan mendorong orang lain untuk menerimanya.

4. Legitimasi keputusan lebih kuat. Masyarakat kita menghargai metode – metode yang demokratis. Proses pengambilan keputusan kelompok yang konsisten dengan sikap demokratis dipandang lebih memiliki keabsahan dari pada keputusan yang dibuat oleh seorang individu.

-  Kekurangan keputusan kelompok

Disamping keunggulan – keunggulanya. Sudah barang tentu keputusan kelompok juga mengandung kelemahan. Beberapa kekurangan keputusan kelompok antara lain :

1. Memakan waktu.Untuk membentuk suatu kelompok sudah jelas membutuhkan waktu tersendiri. Proses interaksi yang terjadi begitu kelompok terbentuk juga sering sekali tidak efisien. Akhirnya kelompok membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesepakatan terhadap sebuah solusi dari pada yang dapat dilakukan seorang individu. Hal ini tentu saja membatasi kemampuan manajemen untuk bertindak cepat pada saat diperlukan.

2. Tekanan untuk sependapat. Keinginan anggota kelompok untuk diterima dan dipertimbangkan sebagai aset bagi kelompok akan mengakibatkan adanya penekanan pada pihak yang berbeda pendapat, dan mendorong persesuaian diantara sejumlah pandangan. Keadaan seperti ini juga mmendorong terjadinya pemikiran kelompok ( groupthink ) akan dimana tekanan kelompok mengarah pada menurunya efisiensi mental, minimnya uji realitas, dan kurangnya pertimbangan moral.

3. Dominasi oleh minoritas. Boleh jadi didominasi oleh satu atau beberapa anggota  Jika koalisi dominasi ini juga terdiri anggota yang berkemampuan rendah dan menengah, maka efektifitas kelompok secara keseluruhan akan mengalami gangguan.

4. Tanggung jawab yang kabur. Anggota kelompok sama berbagi ( share ) tanggung jawab, tetapi tak jelas siapa yang bertanggung jawab, sedangkan pada keputusan kelompok tanggung jawab dari setiap anggota diabaikan.

>

0 komentar:

Posting Komentar

 

"Gold Generation" Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting