"MEDIA KOPMUNIKASI PUBLIK"
MATERI : RESUME PERTEMUAN 1 (MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK)
PROSES
KOMUNIKASI
A.
Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi
Kata komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin communicare yang
berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian untuk seseorang,
tukar-menukar, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,bertukar
pikiran, berhubungan, berteman (Hardjana, 2003: 10).
Ensiklopedia Bebas dunia maya, Wikipedia
(2009), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut. Communication is
commonly defined as “the imparting or interchange of thoughts, opinions, or
information by speech, writing, or signs”. Although there is such a thing as
one-way communication, communication can be perceived better as a two-way process in which there is an exchange and
progression of thoughts, feelings or ideas (energy) towards a mutually accepted
goal or direction (information). Komunikasi, menurut
Wikipedia, adalah proses saling bertukar pikiran, opini, atau informasi secara
lisan, tulisan, ataupun isyarat. Komunikasi bisa satu arah
maupun dua arah.
Pengertian komunikasi menurut beberapa
ahli:
1. Mc. Farland, komunikasi adalah proses
interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara manusia
2. Keith Davis, komunikasi adalah proses
jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain
3. Dr.Phil Astrid Susanto: proses
pengoperasian lambang-lambang yang mengandung arti
4. KBBI, adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. dapat pula berarti hubungan atau kontak
5. Ensiklopedi administrasi, adalah
suatu proses penyampaian ide dari sumber berita ke suatu tempat tujuan
6. Kamus administrasi perkantoran,
adalah penyampaian warta yang mengandung bermacam-macam keterangan dari
seseorang kepada orang lain
Dari pendapat tentang pengertian
komunikasi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang
didalamnya terdapat berbagai unsure sebagai berikut:
1. Sumber ( source ) : Pihak
yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, individu, kelompok,
organisasi, perusahaan, dll. Pihak sumber memiliki gagasan yang
akan disampaikan kepada penerima. Gagasan diubah menjadi pesan melalui proses encoding,
yaitu proses merubah gagasan menjadi simbol-simbol yang umum (kata, bahasa,
tanda, gambar, dst.) sehingga dapat dipahami oleh penerima.
2. Pesan (message) : hal-hal
yang bersifat verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, pikiran,
keinginan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran/Media (channel) :
alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima.
4. Penerima (receiver) : Orang
yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan
seperangkat simbol verbal dan/ atau non verbal yang ia erima menjadi gagasan
yang dapat ia pahami. Proses demikian disebut decoding.
5.
Efek (effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut.
B. Proses Komunikasi
Proses
komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Sumber (komunikator) bermaksud
menyampaikan gagasan (informasi, saran, permintaan, dst.) yang ingin disampikan
kepada penerima dengan maksud tertentu. Untuk itu dia menterjemahkan gagasan
tersebut menjadi simbol-simbol (proses encoding) yang
selanjutnya disebut pesan (message). Pesan tersebut disampaikan
melalui saluran (channel) tertentu misalnya dengan bertatap muka
langsung, telepon, surat, dst. Setelah pesan sampai pada penerima, selanjutnya
terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu
terjadilah respon pada penerima pesan. Respon tertuju pada pengirim pesan.
Komunikasi sebagai proses dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai
berikut.
C. Hal-hal
yang Harus Dipertimbangkan dalam Encoding
Pihak-pihak yang melakukan komunikasi,
terutama pengirim pesan pasti mengehendaki tujuan komunikasi yang dilakukannya
membawa hasil yaitu pesan dapat diterima dan dipahami oleh pihak penerima pesan
dan memberikan respon terhadap apa yang disampaikan pihak penerima sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh penerima. Untuk itu berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan komunikasi harus dipertimbangkan dan salah satu
diantaranya adalah faktor encoding.
Dalam komunikasi pihak penyampai pesan
bukan hanya mempertimbangkan pesan apa yang akan disampaikan tetapi juga
bagaimana menyampaikannya. Oleh karena itu pihak penyampai pesan harus tepat
dalam mengemas pesannya. Proses pengemasan pesan dalam komunikasi disebut encoding
(Hardjana, 2003: 13). Dengan encoding, pengirim atau penyampai pesan
memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang baik secara
verbal atau non verbal. Dalam encoding, ada dua hal penting yang harus
dilakukan oleh penyampai pesan, yaitu : 1. mempertimbangkan dengan cermat
apa yang akan disampaikan, dan 2.menterjemahkan dengan baik dan benar gagasan
yang akan disampaikan menjadi isi pesan.
Encoding
dapat dilakukan dengan tepat sehingga tujuan komunikasi tercapai jika penyampai
pesan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.
1.
Pesan apa yang akan disampaikan?
Sebelum pesan dikemas melalui
proses yang disebut encoding, penyampai pesan harus paham betul ide
atau gagasan yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang akan
disampaikan, penyampai pesan bisa mengalami kekeliruan dalam memilih kemasan
pesan dan media untuk menyampaikannya.
2.
Siapa pihak yang akan menerima pesan darinya?
Siapa
yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama tetapi
latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan jiwanya, mindset,
dst. Isi pesan sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam
tingkat perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka
kemasan pesan juga harus berbeda.
3. Dalam bentuk
apa pesan disampaikan: verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau
kalimat yang bagaimana yang dipilih. Kekeliruan dalam mengemas
pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai. Sekadar contoh
pengemasan pesan yang tidak tepat dapat disimak dari pengalaman penulis berikut
ini.
Suatu
saat penulis menerima pesan via handphone dari seseorang yang bunyinya “U di
mana? Q sudah menanti sejak jam 2.30” Penulis membalas dengan jawaban: “Maaf,
anda siapa?” Ternyata dia adalah seorang mahasiswa yang akan mengikuti ujian
perbaikan, yang sebenarnya tidak perlu menghubungi penulis. Contoh tesebut
menggambarkan bahwa apa yang disampaikan dan bagaimana menyampaikannya salah. Ada
contoh lain dari kekeliruan dalam pengemasan pesan. Sekitar pukul 12.30 seorang
dosen menerima sms dari mahasiswanya: “Ibu nanti sore mengajar atau
tidak?” Si penerima pesan tak mengerti apa maksud pertanyaan tersebut dan
juga agak tersinggung dengan isi pertanyaan tersebut. Sebagai penanggung jawab
kelas untuk mata kuliah tertentu, pengirim pesan punya hak untuk menghubungi
dan bertanya kepada dosen. Namun kemasan pesannya dan juga waktu penyampaiannya
tidak tepat. Seandainya pesan dikemas dengan kalimat: “Mohon maaf,
sekadar mengingatkan bahwa sekarang ini ibu waktunya memberi kuliah di kelas
kami”, dan disampaikan setelah lewat waktu dimulainya perkuliahan, misalnya
setelah ditunggu 10 menit dosen belum hadir, tentu respon dari penerima pesan
bisa seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan.
Jika komunikator senantiasa
memperhatikan faktor-faktor yang berasal dari dirinya, yaitu kemampuan dalam encoding,
berarti dirinya sudah berusaha meminimalkan kekeliruan dalam komunikasi. Oleh
karena itu encoding merupakan kemampuan yang harus dikuasai
setiap setiap individu, kecuali anak-anak, karena komunikasi merupakan
aktivitas yang dapat terjadi kapan saja, dengan siapa saja, dan dalam situasi
apapun.
D. Langkah-langkah proses komunikasi:
D. Langkah-langkah proses komunikasi:
1.
komunikator memiliki gagasan atau pesan/informasi yang ingin disampaikan kepada
komunikan
2.
komunikator membuat/menyusun sandi-sandi (encoding) untuk menyatakan maksud
dalam bentuk kata-kata ataupun lambang
3.
perkataan dan lambang-lambang (pesan) disalurkan melalui media
4.
komunikan menguraikan/menafsirkan pesan yang dikirimkan oleh komunikator
5.
komunikan memberi tanggapan
Menurut
arah prosesnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut;
a.
Komunikasi satu arah (one way communication)
komunikasi
yang hanya sepihak, komunikator tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk
memberi respon.
keuntungan:
•
lebih cepat dan efisien
•
dalam hal tertentu memberi kepuasan kepada komunikator, karena komunikan tidak
mempunyai kesempatan
•
dapat menjaga wibawa komunikator (pimpinan), karena komunikan tidak dapat
mengetahui secara langsung atau menilai kesalahan dan kelemahan komunikator
kelemahan:
•
tidak memberi kepuasan kepada komunikan
•
memberikan kesan otoriter
•
dapat menimbulkan kesalahpahaman dan ketidakjelasan
b.
komunikasi dua arah (two ways communication)
Berlangsung
antara dua pihak antara komunikator dan komunikan baik secara vertikal,
horisontal dan diagonal.
1.
komunikasi vertikal, berlangsung dalam perusahaan antar atasan dan bawahan
2.
komunikasi horizontal, berlangsung pada komunikator dan komunikan yang
mempunyai tingkat, kedudukan, dan wewenang yang sama.
3.
komunikasi diagonal, berlangsung antara komunikator dan komunikan yang tingkat,
kedudukan dan wewenang yang berbeda.
keuntungan:
• ada dialog
• informasi lebih jelas, akurat dan
tepat
• memunculkan rasa kekeluargaan,
keakraban dan iklim demokratis
• menghindari kesalahpahaman
kelemahan:
• informasi lebih lambat sehingga kurang
efisien
• keputusan tidak dapat diambil dengan
cepat
• memberikan kesempatan kepada komunikan
untuk bersikap menyerang, sehingga suasana kerja menjadi kurang kondusif
• memberikan kemungkinan timbulnya
berbagai macam masalah yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang
sebenarnya
c. komunikasi ke segala arah
berlangsung dari beberapa komunikator
dan komunikan yang saling berinteraksi.
contoh : diskusi
Ø Ada dua hal penting yang harus dilakukan oleh
penyampai pesan, yaitu :
1. mempertimbangkan dengan
cermat apa yang akan disampaikan, dan
2.menterjemahkan dengan baik dan benar gagasan yang akan disampaikan
menjadi isi pesan.
·
Faktor
ketepatan encoding
1. Pesan
apa yang akan disampaikan?
—
penyampai pesan harus paham betul ide atau gagasan
yang akan disampaikan tanpa memahami tentang apa yang akan disampaikan,
—
penyampai
pesan bisa mengalami kekeliruan dalam memilih kemasan pesan dan media untuk
menyampaikannya
2. Siapa pihak yang akan menerima pesan
darinya?
Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas
bukan sekadar menyangkut nama tetapi latar belakang pendidikan dan sosial,
tingkat perkembangan jiwanya, mindset, dst.
Isi
pesan sama namun jika penerima pesan berbeda misalnya dalam tingkat
perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang keahlian, maka kemasan
pesan juga harus berbeda
3. Dalam bentuk apa pesan disampaikan:
verbal atau non verbal?
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau
kalimat yang bagaimana yang dipilih. Kekeliruan dalam mengemas
pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai
E. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya
fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan
konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William
B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard
E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu
prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan
sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses
simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat
dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus
berkelanjutan.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi
komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat
orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh
orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak
tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh
orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan
hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi
dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang
ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara
dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam
berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan
oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya
tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau
apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan
komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan
berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks
ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik
secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses
komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan
komunikasi itu berlangsung.
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi
peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan
komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka
kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika
kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi
seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi
internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman
dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal
internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan
dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan
komunikasi.
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang
sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal
dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak
tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam
arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai
bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual,
dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi
adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada
proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan
komunikasi.
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi
tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh
pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang
sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang
begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan
satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
REFERENSI:
Hardjana,
Agus M. (2003) Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius.
Wikipedia.
(2009) “Communication” Tersedia pada: http://www.en.wikipedia.org/
Wiki/communication. Diakses pada 16 November 2009.
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.htmlRESUME 2 : KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL
1. KOMUNKASI INTRAPERSONAL
(intrapersonal)
A. Pengertian
Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Sedangkan menurut Nina (2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung.
Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder) melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder) dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik (feedback) terhadap pesan tersebut.
B. Proses Komunikasi
1. Sensasi
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.
Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.
2. Asosiasi
Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum berikut, yaitu:
- Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
- Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Dari pendapat Thorndike ini , kita
dapat mengetahui bahwa sering terjadinya pengalaman yang terjadi
terhadap suatu peristiwa, maka semakin menguatkan asosiasi dan pada
gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita terhadap peristiwa
tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena akibat
dari suatu peristiwa (asosiasi stimulus dan respon).
3. Persepsi
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.
Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian), ekspektasi, motivasi, dan memori.
4. Memori
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu:
- Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkuit syaraf internal.
- Penyimpanan (storage) yang menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
- Pemanggilan (retrieval), yang dalam sehari-hari disebut mengingat kembali adalah menggunakan informasi yang disimpan.
5. Berpikir
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
- Keputusan merupakan hasil berpikir, dan merupakan hasil usaha intelektual.
- Keputusan merupakan pilihan berbagai alternatif.
- Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Adapun faktor-faktor personal yang sangat menentukan terhadap apa yang diputuskan, antara lain:
a. Kognisi.
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.
2. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
(contoh komunikasi intrapersonal)
A. Pengertian
Devito (2007) menyatakan bahwa “interpersonal communication is the
communication that takes place between two persons who have an
established relationship; the people are in some way connected”.Often
interpersonal communication takes place face to face: . . . This is the
type of interaction that probably comes to mind when you think of
conversation. Because of technological advances, however, much
conversation now takes place on line. The four major online types of
conversation-e-mail, the mailing list group, instant messaging, and that
chat group-differ from one another and from face to face interaction in
important way. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2008), “interpersonal communication is communication that flows individual to individual in face to face and group setting”. Menurut Slocum/Hellriegel (2009), pengertian komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut An
interpersonal communication network is the pattern of communication
flows, relationships and understanding developed over time among people,
rather than focusing on the individual and wether a specific message is
received as intended by the sender. Sedangkan menurut Robbins and Judge (2010) mengatakan bahwa “interpersonal
communication is how do group members transfer meaning between and
among each other? They essentially rely on oral, written, and nonverbal
communication”. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2013), “interpersonal communication is communication between two or more people”.
Dari konsep-konsep komunikasi interpersonal di atas, dapat disintesakan komunikasi interpersonal adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang secara tatap muka langsung atau melalui berbagai media dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal dengan indikator (1) penyampaian pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok (2) penerimaan pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok. Selanjutnya Devito (2007) menyampaikan mengenai tujuan komunikasi interpersonal diantaranya sebagai berikut untuk pembelajaran, untuk membina hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain dan untuk membantu.
Dari konsep-konsep komunikasi interpersonal di atas, dapat disintesakan komunikasi interpersonal adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang secara tatap muka langsung atau melalui berbagai media dengan menggunakan bahasa verbal dan non verbal dengan indikator (1) penyampaian pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok (2) penerimaan pesan antara dua orang secara berduaan saja atau dalam kelompok. Selanjutnya Devito (2007) menyampaikan mengenai tujuan komunikasi interpersonal diantaranya sebagai berikut untuk pembelajaran, untuk membina hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain dan untuk membantu.
B. Tujuan
Komunikasi
interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan
dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
C. Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Daftar Rujukan:
Andre, Rae. Organizational Behavior Pearson International Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2008.
Devito, Joseph A. The Interpersonal Communication Book Eleventh Edition. USA: Pearson Education Inc., 2007.
Ivancevich, Konopaske, Matteson.
Organizational Behavior and Management Eight Edition. New York: Mc
Graw-Hill Companies Inc., 2008.
Luthans, Fred. Organizational Behavior Twelfth Edition. New York: The Mc Graw Hill Companies Inc., 2011.
Robbins, Stephen P., dan Timothi A. Judge. Organizational Behavior Fourteenth Edition. New Jersey: Pearson Education Inc., 2011.
Robbins, Stephen P., Marry Coulter. Management Eleventh Edition. England: Pearson Horizon, 2013.
Rosmawaty. Mengenal Ilmu Komunikasi. Jakarta: Widya Padjajaran, 2010.
Shermerhorn, John R. Introduction to Management 10th Edition. Asia: John Wiley & Sons Inc., 2010.
Slocum, Herriegel. Principles of Organizational Behavior Twelfth Edition. Canada: South Western, 2009.
Syam, M.S. Nina W. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
TEKNIK
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. Pengertian Komunikasi
- Upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan,
menyampaikan informasi dsb, agar diketahui
atau dipahami oleh orang lain
- “Proses
penyampaian pesan dari Komunikator ke Komunikan melalui saluran/media dengan
harapan mendapatkan umpan balik”
B. FungsiKomunikasi
Menurut Rudolf F. Verderber
Komunikasi mempunyai dua fungsi.
Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan
dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan
keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada
saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan
kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E.
Nelson
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum.
Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan
fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada
orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat,
tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu
masyarakat.
C. Ketrampilan Komunikasi
· Mendengarkan
merupakan kegiatan yang cukup sulit dilakukan karena kita identikannya lebih
ingin didengarkan apa yang disampaikan oleh kita
· Bertingkah
laku asertif merupakan tingkah laku yang dilihatkan dari perhatian kita terhadap
orang lain
·
Menyelesaikan
konflik , saat kita dihadap suatu masalah dan kita diharuskan untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut kita harus memiliki ketrampilan berbicara yang
baik dan benar
· Melakukan
persuasive, pada saat kita memberikan himbauan kemudian himbauan tersebut
berhasil di laksanakan oleh orang lain itu merupakan keberhasilan dalam
keterampilan berkomunikasi yang baik.
D. Komunikasi Efektif
Ø Berkomunikasi efektif berarti bahwa
komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu
pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication
is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan
Ø Menurut Jalaluddin dalam bukunya
Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan
adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
Ø Syarat-syarat untuk berkomunikasi
secara efektif adalah antara lain :
1.
Menciptakan
suasana yang menguntungkan.
2. Menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang
disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat
menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5. Pesan dapat
menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Ø Komunikasi efektiv terdiri dari
a.
komunikasi
verbal
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara lisan maupun
tulisan.
Komunikasi
verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan merupakan kunci sukses suatu
perusahaan tersebut. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa
komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik.
Komunikasi
verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah
(one way communication) dan komunikasi dua arah ( two way
communication). Komunikasi satu arah
adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi
dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak.
Komunikasi
verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato.
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa
perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya
melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini
memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima
pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.
Ø Dalam melakukan komunikasi verbal kita
dapat menemui 2 makna antara lain
• Makna denotative
Menurut
Spradley dalam Pilliang (1999:20), “Makna denotasi
meliputi
hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata (makna
referensial)”.
Pilliang
(1998:14) mengartikan makna denotasi adalah
hubungan
eksplisit antara tanda dengan refernsi atau realitas dalam pertandaan tahap
denotasi. Misalnya ada gambar manusia, binatang, pohon, rumah. Warnanya juga
dicatat seperti merah, kuning, biru, putih, dan sebagainya.
Contoh:
1. Adik makan nasi.
(Makan
artinya memasukkan sesuatu kedalam mulut).
2. Saya sedang membaca artikel sambil
meminum kopi.
(membaca
artikel maksudnya ialah membaca suatu artikel).
• Makna konotatif
Menurut
Pilliang (1998:17), “Makna konotatif meliputi aspek
makna yang
berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi”.
Contoh:
Gambar
wajah orang tersenyum dapat diartikan sebagai suatu keramahan dan kebahagiaan.
Tetapi sebaliknya, tersenyum bisa juga diartikan sebagai ekspresi penghinaan
terhadap seseorang.
Ø Aspek Kamunikasi Verbal
1.
Vocabulary ( perbendaharaan kata )
2.
Racing
(kecepatan).
3.
Intonasi
suara:
4.
Humor:
5.
Singkat dan
jelas.
6.
Timing
(waktu yang tepat)
b.
komunikasi non verbal
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa
kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai
daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat
tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang
mau diungkapkan karena spontan.
Oleh sebab
itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam
berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a. Meyakinkan apa yang diucapkannya
(repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak
bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain
bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang
dirasakan belum sempurna.
Ø Unsur komunikasi Non Verbal
·
Ekspresi wajah
·
Kontak mata
·
Sentuhan dan
bau-bauan
·
Postur tubuh dan gaya berjalan
·
Sound (Suara)
·
Gerak isyarat
· Pengetahuan
· Pengalaman
· Intelegensi
· Kepribadian
· Budaya
· Biologis terdiri:
o kelainan mulut,
o gagap, cadel
F. Teknik berkomunikasi yang efektif
- =memahami dasar-dasar kemampuan komunikasi, meliputi:
- a. mengetahui apa yang diamksud dengan komunikasi
- b. milikilah keberanian untuk menyampaikan apa yang dipikirkan
- c. berlatihlah
- =libatkan lawan bicara, meliputi:
- a. lakukan kontak mata
- b. gunakan gestur tubuh
- c.jangan menyampaikan pesan yang campur aduk
- d. hati-hati dengan apa yang dikatakan oleh tubuh
- e. tunjukan sikap dan kepercayaan yang kontruktif
- =Gunakan kata-kata anda, meliputi:
- a. uatarakan kata-kata anda dan ucapkan dengan jelas
- b. perlambatlah cara bicara anda
G. Ciri- ciri komunikasi tidak efektif
a. bertele-tele
b. malu-malu
c. marah-marah
d. maksud yang disampaikan tidak jelas
e. tersembunyi maksud pesan
f. non verbal
g. satu arah
h. tidak responsive
i. tidak nyambung
j. tidak terbuka
e. tersembunyi maksud pesan
f. non verbal
g. satu arah
h. tidak responsive
i. tidak nyambung
j. tidak terbuka
daftar pustaka:
http://id.wikihow.com/Mengembangkan-Kemampuan-Komunikasi-yang-Baik
https://edoparnando27.wordpress.com/komunikasi-efetif/
http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-efektif.html
http://faisal-wibowo.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html
Resume 4
KOMUNIKASI
PUBLIK DAN MASSA
Seperti
apa komunikasi Publik itu? Lalu apakah sama antara komunikasi public dengan
komunikasi massa?
Ingin
tahu jawabannya silahkan baca tulisan ini, dan perdalami ilmunya dengan baik.
Terlebih
dahulu kita harus mengetahui apa itu pengertian dari komunikasi public dan
komunikasi massa.
a.
Komunikasi public merupakan komunikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak
bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah, atau kuliah (umum). Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih
formal dan lebih dari sulit dari pada komunikasi antar pribadi atau komunikasi
kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat,
keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Sedangkan menurut
beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
-
Hennessy (1975:1)
“Komunikasi
publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang
dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang
penting oleh umum
-
Hageman
“Komunikasi publik
adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan
majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga
atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat
-
De
Vito dalam bukunya yang berjudul “Communicology: An Introduction to The Study
of Communication.”
“Komunikasi publik
adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya
(termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca dan menonton.[6]
Komunikasi publik adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio atau visual
Dari beberapa pendapat tentang komunikasi publik diatas,
Komunikasi Publik adalah salah satu tipe dari komunikasi yang menunjukan suatu
proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator di
depan khalayak yang lebih besar atau
masyarakat dan dalam situasi tatap muka.
b.
Komunikasi massa menurut beberapa
ahli antara lain
-
Menurut Gerbner dalam Rakhmat,
(2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industry
-
Menurut Rakhmat (Rakhmat, 2009 :
189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
-
Komunikasi massa memiliki beberapa
karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright dalam
Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama
karena memiliki karakteristik utama yaitu:
1.
Diarahkan kepada khalayak yang
relatif besar, heterogen dan anonym
2.
Pesan disampaikan secara terbuka
3.
Pesan diterima secara serentak pada
waktu yang sama dan bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik)
4.
Komunikator cenderung berada atau
bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
-
Menurut Meletzke Definisi
komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah
dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat
pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi
massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan
secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu
arah pada publik yang tersebar (Rakhmat seperti yang dikutip dalam Komala,
dalam Karlinah. 1999). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai
pihak penerima pesan tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai
tempat.
Setelah
mengetahui apa saja pengertian dari kedua komunikasi tersebut , kita juga perlu
mengetahui apa saja fungsi dari kedua bentuk komunikasi tersebut.
a.
Fungsi Komunikasi Publik
1.
Menumbuhkan semangat kebersamaan.
2.
Mempengaruhi orang lain atau si
penerima.
3.
Memberikan informasi kepada si
penerima
4.
Memajukan Pendidikan.
5.
Menghibur.
Sedangkan menurut
ahli fungsi komunikasi public adalah sebagai berikut:
Menurut Deddy
Mulyana dalam sebuah bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, ia merumuskan bahwa
setidaknya ada empat fungsi dari komunikasi itu yakni sebagai berikut:
1. Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai
komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperolah kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain
lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi, kita bekerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi
ekspresif sangat erat kaitanya dengan komunikasi sosial. Komunikasi ekspresif
dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak
otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilkukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyapaikan perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non
verbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama
melalui perilaku non verbal. Sebagai contoh, seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Atau seorang atasan menunjukkan
simpatinya kepada bawahanya yang isterinya baru meninggal dengan menepuk
bahunya.
3. Komunikasi Ritual
Erat kaitanya
dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan
secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites
of passage, mula dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, (nyanyian happy
birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman,
pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, sawer, dan sebagainya. Dalam
acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku
simbolik. Ritus-ritus lainya seperti berdoa (shalat, sembahyang, misa), membaca
kitab suci, naik haji, upacara bendera termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),
upacara wisuda, perayaan lebaran idul fitri, Idul Adha atau natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi
dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau
agama mereka.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental mempunyai beberapa tujuan umum menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah prilaku atau menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut
dapat disebut membujuk (persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan
atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau inforasi yang
disampaikan akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa
ruang kuliah kotor, pernyataanya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan
ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun
secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka
b.
Fungsi Komunikasi Massa
1.
Menyebarluaskan informasi
2.
Sebagai bahan diskusi
3.
Memajukan pendidikan dan kebudayaan
4.
Merangsang pertumbuhan ekonomi
5.
Menciptakan kebahagiaan hidup
seseorang
Adapun fungsi
komunikasi massa menurut ahli antara lain sebagai berikut:
-
Fungsi komunikasi massa dikemukakan
oleh Effendy dalam Ardianto, (2007 : 18) secara umum yaitu:
1.
Fungsi Informasi
Fungsi memberikan
informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi
pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak
media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2.
Fungsi Pendidikan
Media massa banyak
menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai,
etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca.
3.
Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat
memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan
(affective), maupun tingkah laku (conative).
-
Pendapat lain dikemukakan oleh
Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17) yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :
1.
Surveillance (Pengawasan)
Fungsi ini
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian
dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Interpretation (Penasiran)
Fungsi ini
mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya
lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3.
Linkage (Pertalian)
Fungsi ini
bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang
sama tentang sesuatu.
4.
Transmission of values (Penyebaran
nilai-nilai)
Fungsi ini artinya
bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan
dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan
apa yang mereka harapkan.
5.
Entertainment (Hiburan)
Fungsi ini bertujuan untuk
mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena dengan membaca berita-berita
ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak
segar kembali.
Ternyata
terdapat juga perbedaan tujuan dari kedua bentuk komunikasi tersebut. Tujuan tersebut
antara lain:
a.
Tujuan Komunikasi Publik
-
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam
buku Dimensi – dimensi Komunikasi Tujuan Komunikasi secara umum adalah sebagai
berikut :\
1.
Perubahan Sosial Dan Partisipasi
Sosial
Memberikan
berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau
mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya
diadakannya sosialisasi oleh Lembaga KPU atau lembaga-lembaga masyarakat anti golput
supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu.
2.
Perubahan Sikap
Kegiatan
memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat
akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan kampanye politik oleh suatu tim sukses
calon politikus yang bertujuan mencari simpatik kepada masyarakat agar mau
memilih calon pemimpin atau anggota parlemen di pemerintahan dan hal tersebut dapat mengubah sikap
dukungan masyarakat ataupun tidak sama sekali.
3.
Perubahan Pendapat
Memberikan
berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau
berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan,
misalnya diadakannya suatu sosialisasi mengenai program pemerintah atau
kebijakan-kebijakan pemerintah dari dinas-dinas kepemerintahan terkait kepada
masyarakat. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya
selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi
yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung
kebijakan tersebut.
4.
Perubahan Perilaku
Kegiatan
memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat
akan berubah perilakunya. Misalnya diadakannya seminar ataupun sosialisasi dari
Dinas Kesehatan yang kegiatan tersebut memberikan informasi mengenai hidup
sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap
masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat
-
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam
buku Dimensi-dimensi Komunikasi beliau mempunyai pendapat mengenai tujuan
komunikasi publik sebagai berikut :
1.
Memberikan informasi (Public
Information) kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan
perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat
akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian
masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara
mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah
perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui
berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass
communication
2.
Mendidik masyarakat (Publik
Education). Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai
informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih
berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan
berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan
komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit
adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui
berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan
sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah
melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota
masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan
antara orang tua dengan anak-anaknya.
3.
Mempengaruhi masyarakat (Publik
Persuasion). Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat
dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap
dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung
suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam
bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya.
Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan
lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.
4.
Menghibur masyarakat (Publik
Entertainment). Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi
rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang
ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.
Setelah
kita mengetahui tujuan dari kedua komunikasi tersebut perlu dipahami juga ciri-ciri/
karakteristikdari komunikasi public dan massa itu.
a.
Komunikasi public
1.
Satu pihak (pendengar ) cenderung
lebih pasif.
2.
Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
3.
Umpan balik yang diberikan terbatas
4.
Dilakukan di tempat umum seperti di
kelas, auditorium, tempat ibadah.
5.
Dihadiri oleh sejumlah besar orang
6.
Biasanya telah direncanakan
b.
Komunikasi massa
-
Ciri-ciri komunikasi massa, menurut
Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai
berikut:
1.
Bersifat tidak langsung, artinya
harus melalui media teknis;
2.
Bersifat satu arah, artinya tidak
ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3.
Bersifat terbuka, artinya ditujukan
pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
4.
Mempunyai publik yang secara
tersebar.
-
Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator
Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif
(Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang
per orang.
2. Pesan bersifat
umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3. Menimbulkan
keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh
massa.
4. Komunikan
bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari
pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial,
budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5. Berlangsung
satu arah (one way traffic communication).
6. Umpan Balik
Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon
audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi
antarpribadi.
Untuk
lebih jelasnya kita juga perlu mengetahu fungsi dari media.
Ø Fungsi Media
1.
Fungsi Pengawasan (surveillance)
- Fungsi Penghubungan (correlation)
- Fungsi pentransferan budaya (transmission)
- Fungsi Hiburan (entertainment)
Selanjutnya kita
bahas tentang 3 Jenis Media Massa;
1.
Media Cetak (Printed Media)
Media
cetak adalah media massa yang berbentuk
printing dimana dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis. Artinya,
media ini dengan bentuk tercetak dimana Umumnya, terbit paling
cepat sehari sekali (di beberapa negara, ada media cetak yang terbit sehari dua
kali). Dengan sistem penulisan secara in
dept (lebih mendalam dan lengkap).Kedua bentuk media massa tersebut memiliki
perbedaan yang sangat jelas serta memiliki kekurangan dan kelebihan pada masing-masing karya jurnalistik.
Mau tahu salah
satu contoh media massa?
Contoh-contoh
media cetak seperti; surat kabar, majalah dan tabloid
ü Surat
kabar
Adalah
media massa pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920 an. Di kala itu pada
awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masayarakat, sehingga
membawa masyrakat pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum
suntik pada teori komunikasi massa. Namun sekarang sudah sangat kebebasan pers,
seperti timabal balik dari audiens.
ü Karakteristik
Surat Kabar
- Publisitas (publicity), yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum.
- Periodesitas (periodicity), yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu.
- Universalitas (universality), menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain.
- Aktualitas (actuality) yang berarti kini dan keadaan sebenarnya. Kedua-duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar.
ü susunan
tim dalam sebuah redaksi surat kabar
- Penanggung jawab surat kabar
- Pemimpin Redaksi
- Tim Redaksi
- Tim Reporter
- Lay-outer/type setter
- Ilustrator
- Kontributor tulisan
2.
Media Elektronik
(Electronic Media)
Media
elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis
bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras
dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan
secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna
akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain
adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring.
Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru
pada umumnya berbentuk digital.
Radio
dan Televisi adalah contoh media elektronik
Setelah media
cetak muncullah media elektronik pertama yaitu radio. Yaitu sebagai media audio
yang menyampaikan pesan lewat suara. Kecepetatan dan ketepatan waktu dalam
penyampain pesan radio tentu lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung.
Pada waktu penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan media massa radio
berperan utama dalam penyebaran berita.Setelah itu muncul Televisi yang lebih
canggih bisa menayangkan gambar. Yaitu sebagai media massa audio visual.
3.
Media Massa Internet
(Cyber Media / Online Media)
Ø Menurut
(Cangara, 2002) – Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.
Ø Sedangkan
menurut (Rakhmat, 2001) – Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah
perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses
imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa
memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.
Contoh
media massa internet atau media online
Baru populer di
abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi kemampuan
media cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut bisa masuk
dalam jaringan internet melalui website. Banyak kelebihan media maassa internet
dibanding media yang lain.
Namun akses
internet yang masih terbilang bebas bisa berbahaya bagi pengguna yang belum
mengerti. Misalnya penipuan, pornografi dsb. Media internet tidak harus
dikelola sebuah perusahaan layaknya media cetak dan elektronik, melainkan bisa juga dilakukan oleh individu.
Itulah beberapa
materi penting terkait dengan komunikasi public dan massa semoga bermanfaat dan
bisa di share ke yang membutuhkan.
Terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar