TUGAS
MEDIA KOMUNIKASI PUBLIK
“MENGANALISA BULETIN SAFE (STREETS ARE OF EVERYONE) EDISI II/2014 VOL.III”
Contoh gambar Buletin |
Bentuk Media Komunikasi:
a)
Media Cetak
Contoh:
Koran, majalah, bulletin, surat kabar, banner, pamphlet, tabloid, spanduk,
baliho
b) Media
Elektronik
Contoh
: radio, tv, hp, fax, telp rumah, komputer.
Berikut ini akan dibahas mengenai contoh dari media cetak berupa Buletin. Yang kemudian Buletin tersebut akan di analisa sebagai berikut:
a) Gambaran umum mengenai Buletin tersebut
b) Kritik secara visual dari Buletin tersebut
c) Kritik berdasrkan isi dari Buletin tersebut
d) Artikel yang sesuai untuk dimasukkan dalam Buletin tersebut
Dalam hal ini kami mengambil contoh Buletin SAFE edisi II/2014 VOL.II
SAFE
adalah sebuah buletin yang diterbitkan oleh Tim Redaksi Buletin Safe PKTJ, dimana makna dari kata “Safe” yaitu Streets Are of
Everyone. Dalam proses penerbitan buletin ini diarahkan oleh Direktur PKTJ yaitu Yudi
Karyanto A.TD,M.T. Buletin Safe merupakan salah media cetak yang ditebitkan sebagai sarana informasi
mengenai kabar PKTJ dan artikel-artikel tentang keselamatan. Buletin
ini menerbitkan 9 topik, yaitu kabar PKTJ, infotech, liputan utama, tokoh kita,
dinding taruna, perjalanan, let’s talk, wacana dan tips dengan jumlah halaman sebanyak 32 lembar.
Sejumlah kabar dan informasi buletin edisi II/2014 Vol. III ini didapat dari
sumber-sumber yang telah dikumpulkan oleh Reporter, yaitu Devi Widiasari dan
Amirul D. Buletin safe edisi
II/2014 vol. III telah memberikan terobosan baru mengenai topic utama yaitu “Sebuah Perjalanan , Sebuah Kebanggaan Symposium FSTPT 17 UNEJ” dan “Sebuah Pandangan
Dari Sudut Wildan, S.ST, MT
Mengubah Paradigma Investigasi Kecelakaan”.
Buletin
Safe edisi II/2014 vol.III ini terdapat kekurangan dalam penerbitan. Secara
visual, desain dari cover buletin sangat mempengaruhi ketertarikan dan minat
baca pembaca. Desain Buletin Safe edisi II/2014 vol. III kurang menarik,
pemilihan warna sampul kurang menyala, foto yang dipaparkan kurang jelas
gambarnya, dan penataan foto/gambar kurang rapi. Tulisan dalam
buletin ini menggunakan font dengan ukuran yang tidak sama antara sub bab judul
yang dicantumkan. Dan penataan spasi tulisan kurang diatur dengan baik. Melihat
bagian tulisan yang tercantum didalam buletin safe terlalu padat. Dalam isi buletin desain pemilihan warna orange tepat
dengan warna font hitam.
Isi
buletin sangat berpengaruh penting terhadap keberhasilan penerbitan buletin.
Jadi memilih judul dan menyusun isi harus menarik yang sekira membuat penasaran
pembaca untuk membaca buletin. Pada Buletin Safe Edisi II/2014 vol.III ini
menyantumkan sembilan topik pembahasan yang menarik.
1.
Kabar
PKTJ
Pada Kabar PKTJ menyantumkan beberapa kabar, diantaranya
:
a.
Tegal
Pesiar Carnival 2014. Dalam kabar ini Marching Band Gita Bahana Trans Jaya
turut berpartisipasi dalam memeriahkan acara Tegal Pesiar Carnival 2014 yang
merupakan acara peringatan hari jadi Kota Tegal yang ke 434.
b.
Pisah
Sambut & Dies Natalis Direktur PKTJ Tahun 2014. Dalam kabar ini menjelaskan
mengenai serah terima jabatan direktur yang semula Drs. Budhy Harjoto, M.M
diganti Yudi Karyanto, A.TD, M.Sc dan peringatan Dies Natalis PKTJ ke II.
c.
Upacara
17 Agustus 2014. Dalam kabar ini menjelaskan mengenai pelaksanaan upacara
bendera memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 69 dengan inspektur
upacara Direktur PKTJ.
d.
Angkutan
Lebaran 2014. Dalam kabar ini menjelaskan mengenai pelaksanaan kegiatan guna
mensukseskan program mudik lebaran tahun 2014. PKTJ berpartisipasi dalam
penyelengaraan kegiatan ini dengan mendirikan posko di Cirebon, Tegal, dan
Batang.
2.
Infotech
Isi dari infotech dari buletin safe edisi II/2014 vol.III
adalah tentang terobosan terbaru, penunjang masa depan.
3.
Liputan
Utama
Isi dari liputan utama dari buletin safe edisi II/2014
vol.III adalah Sebuah Perjalanan , Sebuah Kebanggaan Symposium FSTPT 17 UNEJ.
4.
Tokoh
Kita
Isi
dari tokoh kita dalam buletin safe edisi II/2014 vol.III adalah mengubah
paradigma investigasi kecelakaan.
5.
Dinding
Taruna
Isi
dari dinding taruna dalam buletin safe edisi II/2014 vol.III adalah bangkitanya
kiprah marching band PKTJ di tahun 2014.
6.
Perjalanan
Isi
dari perjalanan dalam buletin safe edisi II/2014 vol.III adalah mengenal LTA
(Land Transport Authority Singapore.
7.
Let’s
Talk
Isi
dari Let’s Talk adalah sebuah artikel berbahasa inggris mengenai keselamatan,
dengan judul Reducing traffic accident our road awareness.
8.
Wacana
Isi
dari wacana buletin safe edisi II/2014 vol.III adalah mengenai peraturan dibuat
untuk ditaati bukan untuk dilanggar (episode-1) yang disusun oleh Sutardjo,
S.H.M.H.
9.
Tips
Isi
dari tips buletin safe edisi II/2014 vol.III adalah mengenai tips “WASPADA
JARAK PANDANG TERBATAS”. Tips ini dibuat agar berwaspada saat berkendara ketika
hujan deras dan kabut tebal yang dapat membatasi jarak pandang.
Dari beberapa judul buletin safe edisi II/2014 vol.III
isinya masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyusunannya. Misalnya, pada
Dinding Taruna yang membahas “Bangkitanya Kiprah Marching Band PKTJ Di Tahun
2014” pada halaman 16. Karena pada bagian sub bab ini diawal
pembahasan pengarang menggambarkan
tentang profil Marcing Band PKTJ yang
kemudian dicampur adukkan dengan pembahasan rutinitas dan pengenalan
tentang Kampus PKTJ hal ini membuat pembaca cukup bingung dengan tata urutan
pembahsan yang dimaksud , seharusnya penataan urutan pembahasan diatur dengan urut dan berkesinambungan,
contohnya dibagian awal pembahasan seharusnya menceritakan terlebih dahulu
tentang profil PKTJ dan salah satu dari kebanggaan yang dimilki oleh PKTJ
tersebut yaitu Marching Band kemudian menceritakan rutinitas kegiatan Taruna
dalam mengikuti Marching Band tersebut, sehingga menghasilkan keberhasilan yang cukup membanggakan bagi
PKTJ dan Marching Band PKTJ berhasil tampil diberbagai kota besar yang ada di
Indonesia.
Saran
perbaikan untuk buletin safe edisi II/2014/ vol.III sebaiknya
penggunaan cover pada buletin Safe tersebut harus lebih menarik lagi khususnya
pada bagian gambar/foto yang dicantumkan. Lebih baik gunakan gambar / foto
ilustrasi supaya bisa mengurangi kebosanan pembaca. Selain itu gunakan tipe
huruf (font) yang sama di setiap sub bab judul yang dibahas. Jangan menggunakan
kata-kata yang berulang-ulang yang memberi kesan terlalu bertele-tele. Isi
pembahasan dalam Buletin Safe tersebut
sebaiknya memuat sub bab cerita hiburan singkat diruang Lingkup PKTJ, sehingga
pembaca tidak merasa bosan dengan isi pembahasan tersebut. Selain itu dalam sub
bab isi yang dibahas, sebaiknya tim redaksi menambah isi pembahasan mengenai gambaran masa depan dari
lulusan PKTJ yang akan terjun ke dunia kerja, serta kerja sama antara berbagai
sektor pekerjaan yang akan menuntun taruna – taruni menuju masa depan yang
lebih maju.
Penulisan artikel yang akan diterbitkan dalam buletin
harus sesuai. Penulisannya harus menarik dengan disertai gambar-gambar yang menguatkan isi artikel tersebut.
Dianjurkan dalam menulis artikel menyesuaikan topik atau menyesuaikan tren pada
masa itu juga. Penataan paragraf juga harus sesuai dengan ukuran dan jenis font, serta disesuaikan penataannya
dengan gambar. Artikel yang cocok untuk diterbitkan dalam Buletin Safe yaitu
tentang keselamatan.
“POSISI
MEMBONCENG YANG ERGONOMIS DAN BERKESELAMATAN”
Sepeda motor merupakan alat
transportasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat umum, khususnya di Indonesia.
Menggunakan sepeda motor banyak kemuudahannya, selain hemat biaya sepeda motor
juga praktis untuk digunakan kemana saja. Dan yang tidak kalah penting sepeda
motor jago dalam hal nyelip-nyelip menerjang kemacetan di jalan raya. Bodi
motor yang ramping dapat dimanfaatkankan pada area yang sempit. Tanpa disadari
banyak orang yang kadang seenaknya sendiri dalam menggunakan sepeda motor,
mulai dari hal sepele berboncengan, banyak orang yang salah saat menggunakan
satu unit sepeda motor atau penumpang yang tidak mengetahui bagaimana caranya
membonceng motor secara benar. Cara membonceng motor ada aturannya agar sisi
keselamatan tetap terjaga.
Bagi pembonceng, sabaiknya
menghindari duduk membonceng dalam posisi menyamping. Biasanya hal seperti ini
dilakukan oleh wanita yang menggunakan rok supaya melindungi area intim wanita.
Memang baik, namun dilihat dari aspek keselamatan posisi membonceng menyamping
sangat berisiko.
Risiko yang dapat ditimbulkan dari
membonceng menyamping yaitu pembonceng akan meerasa tidak stabil posisi
duduknya. Keseimbangan yang dihasilkan tidak sama, akibatnya pengemudi juga
akan merasakan tidak seimbangnya antara berat motor dengan berat pembonceng.
Jika kemiringan saat membelok cukup tajam sudutnya, dimuungkinkan dapat jatuh
ke samping kiri maupun samping kanan, tergantung arah belokannya. Risiko
lainnya pembonceng yang memilih posisi duduk menyamping khususnya wanita yang
menggunakan rok akan dapat terselip pada rantai motor sehingga mengakibatkan
pemboonceng dan motor jatuh. Itu sangat berisiko sekali.
Salah satu instruktur safety riding
menjelaskan bahwa posisi membonceng menghadap depan adalah posisi yang paling
aman bagi pembonceng motor. Kemudian posisi lutut harus mengapit bagian pinggul
si pengemudi sepeda motor. Ini bertujuan untuk memberikan keseimbangan saat
motor menikung atau melakukan manuver. Posisi kaki pembonceng harus berada di
tempat yang tersedia yakni pada footstep bagian belakang yang memang dirancang
untuk pembonceng. Kecuali untuk motor matic, kaki pembonceng ditempatkan pada
tempat pijakan pengemudi. Kemudian yang paling penting yaitu posisi tangan
pembonceng harus berada di pinggang pengemudi.
Jadi, posisi membonceng yang baik
yakni posisi membonceng menghadap ke depan. Dikaitkan dengan human factor and
ergonomic, posisi duduk mengahadap ke depan dirasa cukup ergonomis. Kenyamanan
akan dirasakan pembonceng, begitu pula pengemudinya. Biasanya membonceng
terlalu lama karena perjalanan jauh akan membuat pinggang dan otot-otot terasa
nyeri, dengan posisi duduk yang tegap tidak akan menimbulkan pengaruh negatif
apa pun terhadap kesehatan badan.
0 komentar:
Posting Komentar