TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Resume 3
*DASAR-DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN*
A.
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Dasar-dasar
yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam, tergantung dari
permasalahannya.
Oleh
George R. Terry, disebutkan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku
adalah sebagai berikut.
1.
Intuisi
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif,
sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini
mengandung beberapa kabaikan dan kelemahan.
-
Kebaikannya antara lain sebagai berikut.
1.
Waktu yang digunakan untuk mengambil
keputusan relatif lebih pendek.
2. Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas,
pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umunya.
3. Kemampuan
mengambil keputusan dari pengambilan keputusan itu sangat berperan, dan itu
perlu dimanfaatkan dengan baik
-
Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1. Keputusan yang
dihasilkan kurang baik.
2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga
sulit diukur kebenaran serta keabsahannya.
3. Dasar-dasar
lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
2.
Pengalaman
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.
Kerana pengalaman seseorang dapat memperkirakan suatu keadaan, dapat
memperkirakan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang dihasilkan.
3. Fakta
Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat
lebih tinggi. Sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
4.
Wewenang
Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
-
Kelebihannya antara lain sebagai berikut.
1. Kebanyakkan
penerimaannya adalah
bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara
terpaksa.
2. Keputusan
dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Memiliki
otentisitas (otentik).
-
Kelemahannya antara lain sebagai berikut.
1. Dapat
menimbulkan sifat rutinitas.
2. Mengasosiasikan
dengan praktek diktatoral.
3. Sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan
kekaburan.
5.
Rasional
Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan
B.
. Faktor Yang Diperhatikan Dalam Mengambil Keputusan
Menurut
Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan
sebagai berikut:
1 * hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud,
yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2 * setiap
keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
3 * setiap keputusan janganlah berorientasi pada
kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain
4 * jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
* * pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus
diubah menjadi tindakan fisik
6 * pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan
waktu yang cukup lama
7 * diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
8 * setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar
dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul
9 *dan
setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Kemudian
terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan
yaitu:
1. Fisik
Didasarkan
pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan
pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
3. Rasional
Didasarkan
pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan
pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan
pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan
pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya,
John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)
menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan
keterbatasan kemampuan.
Dalam
pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
C.
Teknik Pengambilan Keputusan Individual Dan Kelompok
1.
Individual
Pengambilan keputusan merupakan hasil proses
dari beberapa pertimbangan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab
itu, maka pengambilan keputusan sesungguhnya bukanlah hal yang sederhana.
Menurut Rowe & Boulgarides (1994), dua
dimensi di atas (orientasi nilai & kompleksitas kognitif) apabila
dikombi-nasikan menghasilkan 4 gaya pengambilan keputusan, yakni:
-
Directive
Individu dengan gaya direktif, toleransinya
rendah terhadap ambiguitas, ia mencari rasionalitas. Efisien dan logis.
Keputusan dibuat dengan informasi yang minimal, dengan menilai beberapa
alternatif. Membuat keputusan yang cepat dan fokus pada jangka pendek.
“gaya directive” Cenderung fokus pada
hal-hal yang bersifat teknis, lebih menyukai hal-hal yang terstruktur,
seringkali agresif, serta cenderung mendominasi orang lain.
-
Analytical
Individu dengan gaya analitis, toleransinya
lebih besar terhadap ambiguitas. Fokus terhadap keputusan yang bersifat teknis.
Berkeinginan mencari informasi lebih lanjut dan mempertimbangkan lebih banyak
alternatif. Dicirikan sebagai pengambil keputusan yang terbaik dalam hal
kehati-hatiannya dan kemampuannya dalam beradaptasi, sehingga tidak cepat dalam
mengambil keputusan.
-
Conceptual
Individu dengan gaya konseptual, cenderung
luas pan-dangannya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif. Fokus mereka
adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan kreativitas
pemecahan masalah. Disamping itu, tingkat kompleksitas kognitif dan orientasi.
“gaya conceptual” orientasi pada manusia
tinggi. Ada kepercayaan dan kebutuhan dalam hubungan dengan bawahan. Cenderung
idealis, menekankan pada etika dan nilai. Kreatif, cepat memahami hubungan yang
kompleks. Fokusnya pada jangka panjang dengan komitment organisasi yang tinggi.
Berorientasi ke masa depan pada prestasi dan penghargaan, pengakuan, dan
kemandirian. Lebih sebagai “pemikir” daripada pelaksana.- - Behavioral
Individu dengan gaya behavioral, memiliki
tingkat kompeksitas kognitif yang rendah, namun mereka memiliki perhatian yang
mendalam terhadap organisasi dan perkembangan orang lain. Peduli dengan
prestasi rekan-rekan dan bawahan, menerima saran dari orang lain, serta
mengandalkan pertemuan-pertemuan (meeting) untuk berkomunikasi. Memiliki
keinginan untuk kompromi. Fokus pada jangka pendek, menghindari konflik untuk
mencari penerimaan, namun kadangkala merasa tidak aman.
2.
Kelompok
Pengambilan keputusan yang dibuat oleh
Sekelompok pimpinan , Sekelompok orang bersama pimpinannya, Sekelompok orang yg
mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
- Keunggulan
keputusan kelompok
Keputusan individual dan kelompok ini masing
– masing memiliki kekuatan sendiri – sendiri, karenanya masing – masing juga
tidak selalu ideal untuk semua situasi. Namun beberapa keunggulan keputusan kelompok dibandingkan dengan
keputusan individual adalah sebagai berikut :
1. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap.
Dalam menghimpun sumber daya dari sejumlah individu , berarti lebih banyak
masukan yang dipakai dalam proses pembuatan keputusan.
2. Keragaman pandangan lebih banyak. Selain
masukan yang banyak, kelompok dapat membawa serta heterogenitas mereka kedalam
proses keputusan. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak pendekatan dan
alternatip yang akan menjadi pertimbangan.
3. Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak
solusi yang ternyata gagal setelah keputusan diambil, karena orang – orang
tidak dapat menerima hasil keputusan tersebut. Akan tetapi , bila orang yang
akan dikenai oleh keputusan itu dan orang tersebut dapat ambil bagian dalam
proses pembuatanya, maka mereka lebih cenderung untuk menerimanya, dan bahkan
akan mendorong orang lain untuk menerimanya.
4. Legitimasi keputusan lebih kuat.
Masyarakat kita menghargai metode – metode yang demokratis. Proses pengambilan
keputusan kelompok yang konsisten dengan sikap demokratis dipandang lebih
memiliki keabsahan dari pada keputusan yang dibuat oleh seorang individu.
- Kekurangan
keputusan kelompok
Disamping keunggulan – keunggulanya. Sudah
barang tentu keputusan kelompok juga mengandung kelemahan. Beberapa kekurangan
keputusan kelompok antara lain :
1. Memakan waktu.Untuk membentuk suatu
kelompok sudah jelas membutuhkan waktu tersendiri. Proses interaksi yang
terjadi begitu kelompok terbentuk juga sering sekali tidak efisien. Akhirnya
kelompok membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesepakatan terhadap
sebuah solusi dari pada yang dapat dilakukan seorang individu. Hal ini tentu
saja membatasi kemampuan manajemen untuk bertindak cepat pada saat diperlukan.
2. Tekanan untuk sependapat. Keinginan
anggota kelompok untuk diterima dan dipertimbangkan sebagai aset bagi kelompok
akan mengakibatkan adanya penekanan pada pihak yang berbeda pendapat, dan
mendorong persesuaian diantara sejumlah pandangan. Keadaan seperti ini juga
mmendorong terjadinya pemikiran kelompok ( groupthink ) akan dimana tekanan
kelompok mengarah pada menurunya efisiensi mental, minimnya uji realitas, dan
kurangnya pertimbangan moral.
3. Dominasi oleh minoritas. Boleh jadi
didominasi oleh satu atau beberapa anggota
Jika koalisi dominasi ini juga terdiri anggota yang berkemampuan rendah
dan menengah, maka efektifitas kelompok secara keseluruhan akan mengalami
gangguan.
4. Tanggung jawab yang kabur. Anggota
kelompok sama berbagi ( share ) tanggung jawab, tetapi tak jelas siapa yang
bertanggung jawab, sedangkan pada keputusan kelompok tanggung jawab dari setiap
anggota diabaikan.
0 komentar:
Posting Komentar