ELEMEN
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
"RESUME
6"
Untuk
diingat :
1.
Hidup adalah keputusan:
Yaitu
memilih jalan kehidupan yang akan ditempuh, untuk mencapai tujuan akhir
2.
Pilihan perlu pertimbangan dan keputusan
Hampir
semua aspek kehidupan , termasuk hasil dan upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya
pasti melibatkan pengambilan keputusan.
Elemen-elemen
Dasar dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah
spesifik yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tanpa
penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau
memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh
masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang. Pada tingkat kelompok
dan organisasi, tujuan ditentukan oleh pusat kekuasaan melalui diskusi
kelompok, konsensus bersama, pembentukan kualisi dan berbagai macam proses yang
mempengaruhi. Ditambahkan oleh Wijono, bahwa tujuan harus dibagi menurut
pentingnya, ada tujuan yang bersifat harus atau tidak bisa ditawar, dan ada
tujuan yang bersifat keinginan, yang mana masih bisa ditawar.
2.
Mengidentifikasi Permasalahan
Proses
pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi.
Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan
yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat
berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya operasional
yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain.
Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat
atas penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat
diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam
mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada,
pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan yang
sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga
diri.
Setelah
permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian alternatif untuk
menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai informasi baik
interen maupun eksteren untuk mengembangkan serangkaian alternatif yang
diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan sejumlah
alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu
cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Proses
pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan untuk
mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam
kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif pemecahan
masalah seringkali terbatas.
4.
Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah
berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap
masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif
yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan
tujuan yang ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan.
Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan
yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model
yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
5.
Melaksanakan keputusan
Jika
salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut
kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi
sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak
diterapkan dengan benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh
pimpinan bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen
dari bawahan untuk melaksanakannya juga memegang peranan yang penting (Gillies,
1996; Gitosudarmo, 1997).
Dalam
mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga
mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun
baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka
keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan
berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan
operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).
Setelah
keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap
bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan
evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat
terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk
menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang
berhasil, di mana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk
mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing
tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati,
termasuk dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999; Gitosudarmo, 1997).
>
0 komentar:
Posting Komentar